Minggu, 08 Januari 2012

Pilihan yang Sulit

Kemarin, Ba'da Isya di Masjid An-Nur Sungguminasa, aku bertemu dengan salah satu teman seperjuanganku. Dipertemuan itu kita telah berjanji bahwa pada hari Ahad ini (8 Januari 2012) akan pergi ke salah satu dataran tinggi di Sulawesi Selatan yakni di Malino, lebih tepatnya di desa kanreapia diatasnya lagi Malino.

Pagi tadi, temanpun datang kerumah untuk berangkat ke Malino, akupun bersiap-siap dan sebelum dluhur kami berangkat. Meski hujan sangat deras, bukanlah halangan kami tuk pergi. Dengan semangat yang membara kami melintasi jalanan dengan menerjang derasnya hujan, terpaan sang angin tak mampu menggoyahkan niat kami kesana.


Ketika sampai dimalino hujan tambah deras dan tentulah kabut semakin tebal, membuat jarak pandang jadi semakin terbatas, berfikir, jadi seperti orang eropa, mengapa, karena hembusan mulut mengeluarkan udara seperti orang merokok,,,heheheh,,



Akupun mencari Masjid sebagai tempat persinggahan. Karena dingin telah membalut tubuhku, maka akupun memasuki masjid itu dan menghubungi teman yang ada diKanreapia bahwa aku telah sampai. Ketika aku duduk dan membuka HP, ternyata ada sms dari mas Dwi, bahwa bisa pulang gak, akupun menjawab bahwa aku lagi di Kanreapia. Mas Dwi suruh diantar ke Bandara karena Tanteku yang kini berobat di Jawa tengah kritis.

Duhhh,,,Sungguh sangat berat untuk memilih keduanya. Sebenarnya aku tak masalah untuk segera pulang, namun jika aku langsung pulang pasti juga terlambat, mengingat perjalanan pulang membutuhkan wakwtu yang cukup lama. Sedangkan Mas Dwi buru-buru pergi.

Saat aku memutuskan pulang temanku pun mengiyakan, mengingat dia juga ada amanah dari orangtuanya untuk segera pulang. Belum jauh aku bersama teman mengendarai motor, akupun berpapasan dengan teman yang tinggal di Kanreapia. Dan ternyata kami tak diizinkan pulang sebelum singgah dulu dirumahnya. Maka kamipun mengiyakan.

Tak terasa jarum jam telah menunjukkan jam 4 lewat. Maka kamipun bergegas pulang dan berpamitan. Dijalan aku ditelfon dimana posisi, dialogpun terjadi. Setelah telfon kututup, perasaan bersalahpun muncul, jangan sampai gara-gara keterlambatanku, Sri, Agung Mas Dwi dan orang-orang yang berada dirumah menunggu dan tambah gelisah dengan keadaan tante yang berada dikampung halaman.

Sampai akhirnya, akupun cuma bisa berdo'a yang terbaik buat tanteku yang kini tengah kritis. Kalopun Allah masih berkehendak untuk hidup didunia, semoga Allah cepat menyembuhkan beliau. Namun jikalau Allah berkehendak untuk memanggilnya, semoga beliau diberi tempat yang tenang disisi-Nya. Dan semoga Keluarga diberi kesabaran. Aamiin...,T.T

0 komentar:

Posting Komentar